Akuilah kelemahan dan kekerdilan sendiri, tanpa mericuhkan hal-hal kecil yang kurang berarti bagi kemajuan al Islam. Jadikan Islam yang maju luar dalam, baik dalam kuantitas maupun kualitas, jangan sampai menyempitkan sifatnya yang universal yang membawa dan menebarkan rahmat ke seluruh alam semesta, ingat visi Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Kita jangan terlalu menghitung jumlah atau besarnya prosentase, tapi yang lebih penting adalah kualitasnya. Setiap tahun jumlah haji terus bertambah dengan ratusan ribu, Masjid dan Mushalla serta pondok pesantren bertaburan di seluruh penjuru tanah air, tetapi kenyataannya akhlaknya masih belum standar. Kita tidak perlu bangga dan menepuk dada dengan besarnya prosentase penganut ajaran Islam, tetapi kita harus melihat fakta yang terjadi di masyarakat Islam sendiri. Apakah kita tidak malu kalau ada seorang Menteri Agama masuk penjara , kalau ada dana abadi umat yang tidak jelas pertanggung-jawabannya, tidak digunakan untuk umat, tetapi untuk dirinya sendiri, kalau jemaah haji dijadikan sapi perah untuk kemakmuran dirinya?
Di samping itu masih ada saja sosok Kyai yang ganti profesi, terjun ke dunia politik, dengan maksud mencari kekusaan dan ujung-ujungnya hanya untuk mengejar harta kekayaan alias kiblatnya sudah berubah tidak pada kemuliaan ukhrawi tapi pada gebyar gemerlapnya duniawi. Padahal kata orang, politik itu kotor, karena penuh dengan rekayasa, suka bermain silat lidah, suka berani mengatakan yang dia tidak mengetahui keadaan sebenarnya, harus bisa mencela, merendahkan dan melecehkan, juga menghujat dan melaknat rival politiknya. Akhirnya kondisi mentalnya busuk, karena terkontaminasi oleh najis yang bercokol dan membutakan hatinya.
Akibatnya sudah jelas para santri kehilangan panutan, lantas mengikuti aliran sesat yang banyak muncul, yang menjanjikan syurga dengan cara yang mudah, malah ada yang terang-terangan menawarkan asal membayar empat juta rupiah, dijamin masuk syurga. Yang lebih berbahaya bila terkena pengaruh masuk aliran garis keras, melakukan jihad sesat, dengan cara meledakkan diri dengan bom, karena tergiur oleh iming-iming akan dikawinkan dengan bidadari dari Syurga. Apakah tidak kasihan terhadap generasi muda yang jalan hidupnya banyak tersesat karena tidak memperoleh bimbingan rohani yang benar?
Oleh karena itu jangan memandang remeh terhadap timbulnya berbagai aliran sesat yang bisa menjerumuskan umat kedalam jurang kehinaan. Inilah tantangan yang harus dihadapi secara komprehensif. Jangan asal melakukan tindakan yang kurang berarti, aoakagi yang bisa menimbulkan perasaan anti pati terhadap komunitas Islam, karena perilakunya yang tidak terpuji. Kalau Tuhan sudah memberi pertunjuk agar berlaku sopan dan mengasihi sesama, apa artinya semua perbuatan destruktif yang telah kalian perbuat?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar